Biografi Yngwie Malmsteen – Gitaris No 1 Dunia
Malmstem 1987
Pernahkah anda membaca atau bahkan menemui cerita seseorang yang justru bertambah sukses ketika cobaan bertubi-tubi menghampiri, mulai dari dianggap nakal di sekolah, di DO, cobaan kematian orang tua hingga cobaan maut yang hampir merenggut nyawa. Namun itu semua justru menjadi penyemangat seseorang tersebut untuk melangkah jauh lebih sukses dari sebelumnya. Hal inilah yang tersirat dari sejarah hidup sang gitaris no 1 dunia, Yngwie Malmsteen. Berikut Ini adalah Biografi Yngwie Malmsteen.
Biografi
Yngwie Malmsteen adalah seorang gitaris berbakat dunia yang telah
melahirkan banyak karya besar yang membuat namanya terkenal di seluruh dunia.
Yngwie adalah asli Sewedia. Ia
dilahirkan di Stockholm pada tanggal
30 Juni 1963. Ayahnya adalah seorang kapten tentara dan ibunya adalah seorang
seniman.
Yngwie Malmsteen adalah anak bontot dari tiga bersaudara, saudaranya
yang lain yaitu Ann Louise dan Bjorn. Awalnya kehidupan keluarga Yngwie
baik-baik saja namun entah kenapa kemudian ayah dan ibunya bercerai.
Masa Kecil
Nama Yngwie yang berembel-embel Malmsteen
adalah pemberian ibunya ketika masih kecil. Yngwie adalah anak yang sangat ‘badung’,
di sekolah ia termasuk seorang yang suka membuat kacau. Akan tetapi ia sangat
menyukai bahasa Inggris dan seni. Yngwie akhirnya drop out dari sekolahnya. Melihat
hal ini, sang ibu mengikutkannya ke sekolah musik, namun dasar Yngwie, ia malah
menggantung gitar pembelian ibunya. Ia juga kesulitan belajar terompet dan
piano.
Suatu hari, Yngwie melihat sebuah konser yang
memperingati meninggalnya seorang musisi yang bernama Jimi Hendrix. Di konser
tersebut, diputar ulang gaya permainan Jimi Hendrix dalam memainkan gitarnya.
Yngwie sangat terpesona dengan gaya permainannya, dari situlah Yngwie bertekad
untuk sungguh-sungguh belajar musik terutama gitar.
Yngwie lalu membeli gitar murah yaitu sejenis
Fender Stratocaster, ia kemudian belajar serius dan menggali kecenderungan nya
dalam bermain gitar. Lagu yang pertama kali ia pelajari adalah lagu-lagu karya
Deep Purple terutama permainan gitarnya Ritchie Blackmore sang gitaris Deep
Purple dimana gaya permainan gitarnya cenderung ke arah musik klasik.
Yngwie diam-diam juga sangat mengagumi
kakaknya yang sering mendendangkan lagu dari Bach, Vivaldi, Beethoven dan
Mozart dengan gitar. Dari situlah Yngwie mendapat ide untuk menggabungkan musik
klasik dengan musik rock melalui permainan gitar. Setiap hari Yngwie bermain
gitar untuk menajamkan keunikannya dalam bermain gitar hingga tidur pun ia tak
mau melepaskan gitarnya.
Rekaman dan Pintu
Kesuksesan
Salah Satu Album Tersukses Yngwie Malmsteen |
Setelah dirasa cukup ahli dalam bermain
gitar, Yngwie dan temannya kemudian merekam 3 lagu dan ditawarkannya ke studio
rekaman di seluruh Swedia namun semua studio rekaman tersebut menolaknya.
Yngwie tak putus asa, ia kemudian mengirimkan demo rekamannya ke luar negeri.
Seorang konstributor Guitar Player dan
pemilik Shrapnel Records yang bernama Mike Varney menyukai cara Yngwie bermain
gitar yang kemudian mengundangnya ke Los Angeles untuk bergabung dengan band Steeler . Disinilah awal kesuksesan
Yngwie di cetak.
Yngwie kemudian menjadi terkenal
dalam kecepatan permainan gitarnya pada lagu Hot on Your Heels. Untuk lebih mengasah dirinya, ia kemudian
bergabung dengan grup band yang lebih besar yaitu Alcatrazz, namun begitu Yngwie tak lantas berhenti berfikir untuk
mengembangkan dirinya. Ia merasa masih terbatasi dalam grub band tersebut walau
telah diberi kesempatan bermain solo di lagu Kree Nakoorie, Jet to Jet, dan Hiroshima Mon Amour. Yngwie merasa
hanya solo lah pangggilan jiwanya.
Akhirnya Yngwie pun mengakhiri
karirnya sebagai anak band dan menelurkan album solo pertamanya yaitu Rising Force yang sampai saat ini me
legenda dan dijadikan sebagai acuan dalam musik beraliran Neo-Classical. Album
ini kemudian menempati Billboard charts di urutan ke 60 sebagai musik
instrumental gitar non komersil. Yngwie pun mendapat penghargaan Grammy Award
sebagai musik instrumental rock terbaik serta mendapat penghargaan sebagai
gitaris terbaik tahun itu.
Cobaan
Ketika Yngwie berada di puncak
popularitasnya, ia justru mengalami musibah. Yngwie mengalami kecelakaan tragis
dengan mobil jaguarnya yang membuat dirinya mengalami penyumbatan darah pada
otak dan mengakibatkan tangan kanannya tak berfungsi lagi. Yngwie pun sempat
koma hingga satu minggu. Ini terjadi pada tanggal 22 Juni 1987 yaitu ketika
dirinya hendak merayakan ulang tahunnya yang ke 24. Menyadari bahwa tangannya
adalah hartanya yang paling berharga dalam bermain gitar. Ia kemudian serius
mengikuti terapi untuk memulihkan lukanya.
Setelah cobaan itu, Yngwie
mendapat cobaan yang tak kalah hebatnya lagi yaitu ibu yang telah mendukung
dirinya dan mengenalkannya pada dunia seni meninggal dunia. Betapa hancur hati
Yngwie, belum pulih lukanya akibat kecelakaan, ia kini harus menerima kenyataan
orang yang paling dicintai dan dikasihinya yaitu ibunya meninggalkannya
selamanya. Apakah Yngwie menyerah terhadap takdirnya? Tidak. Ia malah terpacu
untuk menaiki tangga sukses yang lebih tinggi lagi.
Kesuksesan Demi Kesuksesan
Saat Konser |
Dijiwai dengan semangat pantang
menyerah pada takdir, Yngwie merilis album yang baru lagi seperti Odyssey,
Eclipse, Fire & Ice, Seventh Sign, I Can’t Wait, MAGNUM Opus, Inspiration, Facing
the Animal, Alchemy, War To End All Wars yang laris manis di pasaran.
Yngwie juga sempat menyambangi
kota-kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Surabaya dan Solo pada tahun 1990
yaitu ketika album Eclipse dirilis. Yngwie pun dikabarkan akan datang kembali
ke Indonesia namun batal karena situasi politik yang kurang mendukung
keamanannya dalam menggelar konser.
Yngwie mencetak kesuksesan lagi
yaitu bermain bersama orkestra penuh di salah satu albumnya yang berjudul Concerto
Suite for Electric Guitar and Orchestra in Eb minor, Op. 1 pada tahun 1998.
Yngwie juga ditawari bergaabung
dalam G3 yang terdiri dari Joe Satriani, Yngwie dan Steve Vai yang kemudian
menghasilkan satu album dan video. Yngwie kemudian melakukan tour bersama G3 di
tahun 2005. Pulang dari tour itu, Yngwie melahirkan lagi satu karya fenomenal
yaitu album Unleash the Fury. Album Attack yang memuat nomor hits instrumental
Baroque& Roll juga menuai kesuksesan.
Kesuksesan demi kesuksesan telah
dicapainya bahkan yang tertinggi adalah ketika setelah mendapat musibah
kecelakaan. Yngwie dianggap ‘dewa’ nya musik Neo-Classical yang memberikan
inspuirasi pada pemain gitar serupa. Setelahnya banyak bermunculan gitaris
aliran ini yang mengaku-ngaku dirinya paling cepat dan paling unik
permainannya, seperti Paul Gilbert, Marty Friedman, Jason Becker, Richie Kotzen, Vinnie Moore,
Tony Macalpine, Greg Howe, dll. Namun itu semua tak sebanding
dengan bakat dan kemahiran Yngwie Malmsteen dan menobatkan Yngwie sebagai
gitaris terbaik se dunia hingga saat ini.
keren ngak artikel pertama saya...?
BalasHapus